SOLOK,Autenticnews.co,-
Tambang Emas Tradisional ilegal di kenagarian Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, memakan korban 23 orang akibat tertimbun Tanah longsor bekas galian tambang, ke 12 belas orang diantaranya meninggal dunia, 3 orang luka ringan, 2 orang luka sedang, serta 6 orang lagi luka berat kamis 28/9/2024.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tim Media Autenticnews.co dari masyarakat setempat, setelah masyarakat mendengar ada longsor di lokasi tambang emas yang menelan korban sebanyak 23 orang, ribuan warga masyarakat Kenagarian Sungai Abu berangkat ke lokasi kejadian untuk memberi bantuan evakuasi terhadap korban yang sudah tertimbun Tanah longsor.
Untuk menuju lokasi tambang emas ilegal dari kenagarian Sungai Abu ke lokasi kejadian memakan waktu 5 jam perjalanan.
Sabtu 28/9/2024 sesuai data hasil evakuasi korban longsor di Tambang emas tradisional ilegal Kenagarian Sungai Abu, kecamatan Hiliran Gumanti, kabupaten Solok, provinsi Sumatra Barat, 26/9/2024 sebanyak 23 orang, 12 orang diantaranya meninggal dunia, 3 orang luka ringan, 2 luka sedang dan 6 orang lagi luka parah.
Harapan masyarakat, dengan kejadian longsor di lokasi tambang ini, menjadi pelajaran bagi kita semua, untuk tidak melakukan aktivitas yang melanggar ketentuan dan peraturan pemerintah,
Karena selama ini penambang Emas Tradisional ilegal yang ada di kenagarian Sungai Abu ada dugaan memberikan setoran kepada oknum oknum yang tidak bertanggungjawab, sehingga ada pembiaran untuk melakukan aktivitas tambang, tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi, faktanya hari ini kamis 26/9/2024 terjadilah korban yang sangat mengenaskan, siapa yang bertanggung jawab ?
Untuk diketahui, bahwa di lokasi kejadian longsor yang memakan korban 23 orang tersebut, ada beberapa alat berat berwarna kuning ditemukan sedang standby di lokasi, diduga alat tersebut salah satu milik pengusaha Tambang mas tradisional yang ilegal, menurut informasi masyarakat nama pemilik alat berat tersebut yang akrab di panggil Si Koboi”, terang warga yang tidak bisa disebut namanya. ( Tim/ANC)